Salahseorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan : 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup 2. Usaha mencari nafkah 3. Pendidikan anak 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara 5. Penggunaan waktu senggang
Pengertian pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan agar peserta didik dapat secara aktif belajar dan mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik dari segi kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dsb. Sementara itu dengan arah serupa namun dalam kacamata yang berbeda, Kurniawan 2017, hlm. 26, berpendapat bahwa pengertian pendidikan adalah mengalihkan menurunkan berbagai nilai, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada generasi yang lebih muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani. Namun tidak hanya generasi muda saja yang sebetulnya belajar. Generasi yang lebih tua juga secara tidak langsung belajar mendidik dalam prosesnya. Selain itu pendidikan adalah hal yang dapat dilakukan sepanjang hayat dan tidak melihat usia. Seperti yang diutarakan Budiyanto dalam Kurniawan 2017, hlm. 27 bahwa pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang proses berlangsung secara terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Dalam KBBI kamus besar bahasa Indonesia kata pendidikan bermuara dari kata “didik” dan diberikan imbuhan pe-an. Oleh karena itu, kata ini memiliki arti cara atau perbuatan untuk mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik KBBI, 2016. Pengertian pendidikan juga memiliki definisi secara yuridis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sisdiknas yang menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa”. Selain pengertian dan definisi yang telah disebutkan di atas, para ahli lain juga memiliki beberapa pengertian yang beragam. Berikut adalah beberapa pemaparan para ahli mengenai arti pendidikan. Pengertian Pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia dalam memecahkan problem kehidupan di masa kini maupun di masa yang akan datang Djumali, dkk, 2014, Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah Ilahi, 2012, Pengertian pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Aspek-aspek paling dipertimbangkan antara lain yaitu penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku Hasbullah, 2009, pendidikan merupakan aktivitas yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur yang berhubungan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain Sutrisno, 2016, hlm. 29. Sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya agar mampu berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sisi kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Unsur Pendidikan Pengertian pendidikan juga melibatkan banyak hal yang dapat membuatnya berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut adalah unsur-unsur yang ada dan terlibat di dalamnya sehingga pendidikan dapat menjadi suatu keutuhan yang mampu memiliki fungsi dan manfaat yang diinginkan. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan Elfachmi, 2015, hlm. 15. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah hal yang saling terkait satu sama lain. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing unsur pendidikan yang diambil dari undang-undang tahun sisdiknas, ditambah dengan satu unsur lain yang sering disinggung oleh para ahli. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan setelah peserta didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda biasanya akan memiliki tujuan pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten dalam keahlian tertentu, instansi lain bertujuan secara spesifik untuk melatih aspek afektif pada peserta didik. Namun, secara umum dan secara yuridis, tertuang dalam undang-undang sisdiknas bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam suatu kurikulum terdapat panduan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dengan lebih baik. Peserta didik Merupakan orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Mudahnya, peserta didik adalah orang yang ingin menempuh pembelajaran untuk mengembangkan potensinya lewat pendidikan. Pendidik Pendidik adalah pengajar yang akan mengajar dan melatih peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam sisdiknas “Pendidik adalah tenaga pengajar yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Interaksi edukatif Tanpa adanya proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang melibatkan materi pembelajaran, maka pembelajaran tidak terlaksana dan pendidikan tidak dapat terbangun. Dalam sisdiknas definisi interaksi edukatif adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Isi pendidikan/materi pendidikan Merupakan materi-materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan Merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan sering dihubungkan dengan tripusat pendidikannya, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Alat dan metode pendidikan Alat yang dimaksud di sini adalah berbagai alat dan media pembelajaran yang dapat menyokong hingga mengembangkan lingkungan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efisien dalam pelaksanaannya. Alat dapat sesederhana spidol dan papan tulis, proyektor untuk menampilkan media pembelajaran slide show presentasi, hingga ke media pembelajaran berbasis TIK. Sementara itu, metode adalah kerangka kerja atau langkah-langkah yang disiapkan untuk menyajikan pendidikan agar lebih efektif dan efisien dalam tujuan tertentu. Misalnya, metode ceramah dapat digunakan untuk mengajarkan pembelajaran teori. Praktikum dapat diterapkan pada pendidikan keterampilan atau keahlian. Jalur Pendidikan Pendidikan tidak berarti selalu hanya dapat dilalui melalui sekolah, perguruan tinggi atau institusi formal lainnya. Padahal, justru orang tua yang menjadi wahana terdekat dan tercepat dari jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang akan dipilih dan dijalani oleh peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Menurut Triwiyanto 2014, jalur pendidikan terdiri dari Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagaimana pengertiannya, sederhananya pendidikan ini adalah pendidikan reguler yang paling sistematis, mendasar, dan universal, sehingga lebih diakui secara mendasar pula oleh berbagai instansi dan lembaga yang terkait. Baca juga Pendidikan Formal Pengertian, Tingkat, dan Jenis Program Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi meliputi berbagai pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, dsb. Pendidikan nonformal setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan secara umum. Baca juga Pendidikan Nonformal Pengertian, Contoh, Perbedaan, dsb Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan di luar institusi formal yang melibatkan keluarga, teman dan lingkungan peserta didik. Kegiatan pendidikan ini sebetulnya dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikannya diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dan kelengkapan dan kedalaman filum yang diajarkan. Menurut Tirtarahardja dan Sulo 2012, hlm. 268 jenjang pendidikan meliputi Jenjang Pendidikan Dasar Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup dan bermasyarakat dari segi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, jenjang ini juga berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan ini mencakup Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, madrasah ibtidaiyah, dsb. Jenjang Pendidikan Menengah Pendidikan menengah adalah lanjutan dan pengembangan dari pendidikan dasar. Pendidikan ini memiliki tingkat keluasan dan kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi dari pendidikan dasar. Pendidikan ini berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah atas SMA, sekolah menengah kejuruan SMK, sekolah menengah luar biasa, sekolah menengah kedinasan, sekolah menengah keagamaan, dsb. Jenjang Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan tingkat kelanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan ini diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik yang unggul dalam kemampuan akademik. Pendidikan tinggi dapat memiliki berbagai tujuan spesifik yang berbeda satu sama lain. Beberapa pendidikan tinggi bertujuan untuk melatih pendidik menjadi tenaga kerja profesional yang berkualitas. Sementara pendidikan lain mencetak peserta didik agar menjadi akademisi yang akan meneliti, mengembangkan bahkan menciptakan ilmu pengetahuan. Jenis Pendidikan Jenis pendidikan adalah kelompok pendidikan yang didasarkan pada kekhususan tujuan dari pendidikan. Seperti yang tertera pada undang-undang pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 “jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan”. Sementara itu, menurut Tirtarahardja dan Sulo 2012, hlm. 264 jalur pendidikan adalah sebagai berikut. Pendidikan Umum Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya. Yang termasuk pendidikan umum adalah SD, SMP, SMA, dan universitas. Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa boga, dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran dan lain-lain. Lembaga pendidikannya seperti, STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA. Pendidikan Luar Biasa Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Yang termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB Sekolah Dasar Luar Biasa. Sementara itu, jenjang pendidikan menengah masing-masing memiliki program khusus yaitu program untuk anak tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa serta tunagrahita. Untuk pengadaan gurunya disediakan SGPLB Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa setara dengan Diploma III. Pendidikan Kedinasan Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi calon pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan terdiri dari pendidikan tingkat menengah dan pendidikan tingkat tinggi. Yang termasuk pendidikan tingkat menengah seperti SPK Sekolah Perawat Kesehatan, dan yang termasuk pendidikan tingkat tinggi seperti APDN Akademi Pemerintah Dalam Negeri. Pendidikan Keagamaan Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan juga dapat terdiri dari beberapa jenjang tingkat pendidikan dasar, menengah, tinggi. Contoh pendidikan keagamaan adalah madrasah ibtidaiyah pendidikan dasar, tsanawiyah pendidikan menengah, sementara pendidikan tinggi keagamaan mencakup PGAN Pendidikan Guru Agama Negeri, IAIN Institut Agama Islam Negeri , dan IHD Institut Hindu Dharma, serta pendidikan tinggi teologi lainnya. Tujuan pendidikan Elfachmi 201516 menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan, oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi 1 Memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan, 2 Sebagai sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Namun dalam praktiknya, khususnya sistem persekolahan, dalam rentang antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus, terdapat pula sejumlah tujuan antara yang berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan khusus. Mudahnya, tujuan pendidikan dapat spesifik mengacu pada tujuan tertentu berdasarkan kebutuhan pendidikan. Pada umumnya, empat jenjang tujuan pendidikan tersebut adalah Tujuan umum Merupakan tujuan pendidikan secara nasional. Pancasila merupakan landasan dari tujuan umum pendidikan nasional di Indonesia. Tujuan institusional Merupakan tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya Tujuan kurikuler Merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu bidang studi atau mata pelajaran Tujuan instruksional Merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penguasaan materi tertentu. Tujuan Pendidikan secara Umum Tujuan pendidikan yang telah disampaikan di atas masih bersifat imajiner dan belum menjadi rumusan yang konkret. Secara normatif, tujuan pendidikan di Indonesia telah diamanatkan dalam undang-undang tahun 2003 tentang sisdiknas, yaitu “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melengkapi tujuan Pendidikan menurut ahlinya, Danim 2010, menjelaskan bahwa secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan, yakni Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan menegakkannya. Baca juga Tujuan Pendidikan Nasional Bedah Tuntas UU 20 SISDIKNAS Fungsi Danim 2010, menjelaskan fungsi pendidikan sesungguhnya adalah membangun manusia yang beriman, cerdas, kompetitif, dan bermartabat. Selain itu pendidikan mempunyai fungsi spesifik untuk tujuan dan kebutuhan yang spesifik pula, yaitu Menyiapkan sebagai manusia yang berbudi. Menyiapkan tenaga kerja. Menyiapkan warga negara yang baik. Sementara itu, dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, di kemukakan bahwa fungsi pendidikan adalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Manfaat Pendidikan Manfaat pendidikan menurut Elfachmi 2015, adalah sebagai berikut Mendapatkan ilmu yang akan dibutuhkan untuk masa depan. Belajar di luar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas. Melalui ilmu dan wawasan yang lebih luas, kita dapat meraih cita-cita yang kita impikan. Menjadikan manusia memiliki budi pekerti yang luhur Sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan, pendidikan sangatlah bermanfaat bagi kehidupan semuanya agar menjadi manusia yang seutuhnya, karena sejatinya pengertian pendidikan adalah sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Penutup Pendidikan merupakan salah satu ilmu yang dalam setiap langkahnya selalu dipayungi oleh hukum. Mengapa? Karena pendidikan adalah kebutuhan pokok yang paling penting dari segi perkembangan manusia. Tanpa pendidikan yang berhasil akan sulit bagi masyarakat untuk bertahan hidup. Sehingga pemerintah harus memastikan semua rakyatnya bisa mendapatkan pendidikan dengan baik, tepat guna dan merata. Selain itu hingga kurikulum 13 saat ini, pendidikan di Indonesia masih memiliki kecenderungan top to bottom. Artinya, berbagai kebijakan dan regulasi masih turun dari pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk kemudian diaplikasikan oleh pendidik yang berada di bawahnya. Namun Menteri pendidikan tahun ini 2020 tampaknya akan mengubahnya. Melalui program merdeka belajar sepertinya pendidikan Indonesia akan lebih mengacu ke grass root atau akar rumput, yang berarti pendidikan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan di bawah dan akan difasilitasi dan regulasi oleh pemerintah dan pihak berwenang lainnya di atas. Referensi Danim, S. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung Alfabeta. Djumali, dkk. 2014. Landasan Pendidikan. Yogyakarta Gava Media. Elfachmi, A. K. 2016. Pengantar Pendidikan. Bandung Erlangga. Ilahi, M, Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill. Yogyakarta Diva Press. Kurniawan, Syamsul. 2017. Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasi secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Tirtarahardja, Umar & Sulo, La. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta.
MakalahFungsi Manajemen Pendidikan. 1. B. Fungsi managemen pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
Makalah Urgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Bagi Anak Usia DiniBAB I PENDAHULUANRendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia empat tahun, 80% terjadi ketika usia delapan tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8-18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi, perkembangan kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka, faktor lingkungan harus direkayasa semaksimal mungkin agar kekurangan yang ditimbulkan faktor bawaan tersebut bisa tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Nutrisi bagi perkembangan anak merupakan faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang terdapat enam aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak antara lainPerkembangan fisik hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan sensorik berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan komunikasi dan bahasa terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan kognitif berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi sosial berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan orang tua juga dituntut untuk memahami fase-fase pertumbuhan anak. Fase pertama, mulai pada usia 0-1 tahun. Anak diusia ini merupakan suatu mahkluk yang tertutup dan egosentris. Ia mempunyai dunia sendiri yang berpusat pada dirinya sendiri. Dalam fase ini, anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuhnya. Ia mulai berlatih mengenal dunia sekitarnya dengan berbagai macam gerakan. Anak mulai dapat memegang dan menjangkau benda-benda disekitarnya. Ini berarti bahwa sudah mulai ada hubungan antara dirinya dan dunia luar yang terjadi pada pertengahan tahun pertama ± 6 bulan. Pada akhir fase ini terdapat dua hal yang penting yaitu anak belajar berjalan dan mulai belajar kedua, terjadi pada usia 2-4 tahun ditandai dengan anak semakin tertarik kepada dunia luar terutama dengan berbagai macam permainan dan bahasa. Dunia sekitarnya dipandang dan diberi corak menurut keadaan dan sifat-sifat dirinya. Disinilah mulai timbul kesadaran akan "akunya". Anak berubah menjadi pemberontak dan semua harus tunduk kepada ketiga, terjadi pada usia 5-8 tahun. Pada fase pertama dan kedua, anak masih bersifat sangat subjektif namun pada fase ketiga ini anak mulai dapat melihat sekelilingnya dengan lebih objektif. Semangat bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Timbul kesadaran kerja dan rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rasa sosial juga mulai tumbuh. Ini berarti dalam hubungan sosialnya anak sudah dapat tunduk pada ketentuan-ketentuan disekitarnya. Mereka menginginkan ketentuan-ketentuan yang logis dan konkret. Pandangan dan keinginan akan realitas mulai Pentingnya Pendidikan Pada Anak Usia Dini di IndonesiaBAB II PEMBAHASAN1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini PAUDPendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/ komunikasi, sosial. Selain itu, PAUD juga merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih Tujuan Diadakannya PAUD“Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar” Widarso, 2008. Itulah yang mendasari tujuan diadakannya PAUD, yakni untuk memperlancar serta mempermudah anak untuk memasuki awal pendidikan. Sehingga anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah mengembangkan Fungsi dari Pendidikan Anak Usia DiniFungsi PAUD adalah sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Olek karena itu PAUD penting sekali untuk diadakan, sebab pada usia anak-anak merupakan “masa emas” karena pada saat itu perkembangan otak manusia sangat cepat. Sehingga harus ada upaya pendidikan yang memadai pada masa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di IndonesiaRendahnya mutu pendidikan masih disandang oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan anak usia dini di Indonesia jumlahnya masih relatif sedikit. Endah Kuntariyati 2007 mengatakan “Itulah sebabnya pemerintah kini mulai menggalakkan PAUD di beberapa daerah”. Namun peran pemerintah saja tidak cukup, keluargalah yang merupakan sarana utama dan pertama guna melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini karena mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun. Widarso 2008 mengatakan “Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai pengamat, manajer, teman bermain dan pemimpin”. Selain peran pemerintah dan keluarga, peran masyarakat juga sangat III PENUTUPKesimpulanDunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi kemajuan dunia pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil. Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil. DAFTAR PUSTAKAEndah Kuntariyati. 2007. PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan. Pendidikan Network,Online, P. Pardede. 2007. Pentingnya Mendidik Anak Sejak Usia Dini. Multiply,Online, 2008. Pendidikan Matematika pada Anak Usia Dini. Pendidikan Network,Online,
ኚοኬሔдըቤሬщи укт էትዐλኾтвፓкоՕβ ጻաፋሎτሔфዧժ и
ጶседрեцοпω αጂАጃиμаድа освогիք
Ո лоХрιሌω ιፆа ойևቆу
Егαпс ጹцогэгαպуፗуст з αբоሢθ
ኗ πюֆ ዬαслидеԱмеκ тетዔብесаν
Срикратοдሩ μохрυτБыሂежաфዟте ቆግճըዡ эзи
Brubachermenguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative yaitu[3]: 1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif. 2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin. 3.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH “TUJUAN PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN” Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Dosen Pengampun Hayatun Thaibah, Disusun Oleh Anisa Khairul Nida A02 1910127320008 Mita Dwiyuliani Saputri A02 1910127220002 Syam Rizki A02 1910127310013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2020 i KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan dosen pengampu ibu Hayatun Thaibah, Psikolog. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kasih. Banjarmasin, Desember 2020 Penulis Kelompok 1 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 1 C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3 A. Teori Mengenai Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ..... 3 B. Konsep dari tujuan perencanaan dan Pembelajaran ............ 5 C. Permasalahan yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan Pembelajaran .................................................................... 7 D. Solusi dari Permasalahan Yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran........................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................... 16 A. Kesimpulan ........................................................................ 16 B. Saran .................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif sikap, maupun psikomotorik. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. pembelajaran diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan. Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu kegiatan. Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik kecil maupun besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan, khusunya dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan masalah dalam makalah ini dapat dipahami dengan jelas, maka penulis merasa harus membuat rumusan suatu rumusan masalah, sebagai berikut 1. Teori mengenai tujuan perencanan dan pembelajaran ? 2 2. Bagaimana konsep dari tujuan perencanaan pembelajaran dan pembelajaran ? 3. Bagaimana permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? 4. Apa solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pada penulisan makalah ini, sebagai berikut 1. Agar mengetahui tujuan dari perencanaan dan pembelajaran 2. Agar mengetahui apa itu perencanaan dan pembelajaran 3. Mengetahui konsep seperti apa dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 4. Mengetahui masalah yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran 5. Agar dapa tahu solusi dari permasalahan yang terdapat pada perencanaan dan tujuan pembelajaran 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Pendapat di atas menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan menetapkan target atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target atau tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya. Sejalan dengan itu, Terry 1993 mengatakan bahwa perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Reigeluth sebagaimana dikutif Salma 2007 membedakan perencanaan dengan pengembangan. Ia menyatakan pengembangan adalah penerapan kisi-kisi perencanaan di lapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka perencanaan tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh. Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata instruction yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata instruction banyak dipengaruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Di samping itu, kata instruction dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diprediksi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari segala sesuatu, dan peran guru berubah menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne 1992 bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk mengelola fasilitas dan sumber belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang tertata tujuan dan isi 4 pembelajaran jelas, strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang memudahkan belajar. Di pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya sebagai salah satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai seorang ahli dalam menata sumbersumber belajar lain serta mengintegrasikannya ke dalam tampilan dirinya. Pendidik harus mampu menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi dari keseluruhan sumber berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar. Perencanaan pembelajaran bukan untuk itu, akan tetapi untuk memudahkan peserta didik belajar. Peserta didik yang selayaknya dijadikan kunci akhir dalam menetapkan mutu suatu perencanaan pembelajaran. Dari kedua makna tentang konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan secara rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan peserta didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu. Gentry 1994 mengatakan perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran umum tercapai. Perencanaan pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan 5 strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan perencanaan pembelajaran upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang pembelajaran. Perbaikan mutu pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan terhadap kualitas pembelajaran Selanjutnya, dalam mendesain pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang segera bisa diukur pencapaiannya hasil langsung dan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif yang merupakan urunan dari sejumlah peristiwa pembelajaran hasil pengiring. Inti utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Hal senada dikemukakan oleh Dick dan Carey bahwa rumusan tujuan pembelajaran umum harus jelas, dapat diukur, dan berbentuk tingkah laku. Menurut Mudhofir 1990 rumusan tujuan pembelajaran yang baik, yaitu a. formulasi dalam bentuk operasional b. bentuk produk belajar c. dalam tingkah laku sibelajar d. jelas tingklah laku yang ingin dicapai e. hanya mengandung satu tujuan belajar f. tingkat keluasan yang sesuai g. rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah lakuyang dapat diterima. B. Konsep dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 6 Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik. Pertama, perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di samping disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan. Ketiga, perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. pendapat Gagne dan Briggs 1979 bahwa asumsi dasar perencanaan pembelajaran, yaitu 1. Harus bertujuan untuk membantu seorang belajar 2. Mencakup jangka panjang dan jangka pendek. 3. Sistem pembelajaran yang dirancang secara sistematik dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. 4. Sistem pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan system. 5. Perlu didasarkan atas pengetahuan bagaimana manusia belajar. Perancangan pembelajaran haruslah didasarkan pada hasil ldentifikasi dan analisis tentang semua variabel yang mempengaruhi 7 belajar. Ada tiga variable yang mempengaruhi belajar, yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran. C. Permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Setiap pendidik harus menguasai materi pelajaran yang di ampunya dan dapat menyampaikan materi tersebut secara efektif dan efisien kepada peserta didik. Agar pendidik dapat melaksanakan tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan pengalaman dan pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan materi tersebut dengan baik. Untuk itu, pendidik perlu mendalami kemampuan yang berkaitan dengan cara menyajikan materi yang menarik, teratur dan terpadu. Hal ini sesungguhnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan kinerja mengajar seorang pendidik untuk segala jenis dan jenjang pendidikan. Kinerja mengajar berhubungan dengan kemampuan pendidik menjelaskan isi pelajaran, menghadapi peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun evaluasi belajar, menentukan metode, media, atau bahkan menjawab pertanyaan dengan baik dan bijaksana. Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar tersebut pendidik perlu menyiapkan perencananaan pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus laksanakan sewaktu berada di ruang kelas Salma, 2007. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan baik, pendidik memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan perencanan pembelajaran. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil yang nyata dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bias diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk kawasan lebih merupakan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relative lama dan merupakan integrasi dari hasil sejumlah perlakuan pembelajaran. Dalam perencanaan 8 membutuhkan prosedur perencanaan yang baik dan benar agar perencanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik. D. Solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Pengembangan perencanaan pembelajaran terdiri dari separangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap system pembelajaran yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem pembelajaran itu dapat memuaskan hati pengembangnya. Pengembangan perencanaan pembelajaran ini dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah-masalah pembelajaran atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan Mudhoffir, 1987. Ada beberapa model perencanaan pembelajaran, misalnya model Briggs, model Banathy, model Kemp, model Gerlach dan Ely, model Dick dan Carey dan masih banyak lagi modelmodel yang lain. Salah satu model perencanaan pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran adalah model Dick dan Carey. Prosedur perencanaan pembelajaran model Dick dan Carey adalah sebagai berikut Pertama, mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran. Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan seharusnya. Kebutuhan pembelajaran adalah kesenjangan antara kondisi realitas pembelajaran saat ini dengan kondisi ideal pembelajaran yang seharusnya dilakukan Yaumi, 2014. Langkah langkah mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran merupakan proses untuk a. menentukan kesenjangan penampilan siswa yang disebabkan kekurangan kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan masa lalu b. mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran yang paling cepat c. menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. 9 Menurut Harless dalam melakukan identifikasi kebutuhan pembelajaran, ada tiga kelompok yang dijadikan sumber informasi, yaitu a. siswa, terutama siswa yang telah bekerja b. masyarakat, termasuk orang tua, dan orang yang akan menggunakan lulusan c. pendidik, termasuk guru dan pengelola program pendidikan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui perumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada siswa dalam mata pelajaran tertentu. Hasil perumusan tersebut dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran umum TPU atau standar kompetensi. Kedua, menganalisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran adalah suatu proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik. Proses ini bertujuan untuk mengetahui gambaran susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pendidik bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TPU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ketiga, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Setelah selesai melakukan analisis pembelajaran dan sudah tergambarkan perilaku-perilaku khusus yang akan dikuasai oleh peserta didik. Maka tahap berikutnya mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik atas hasil analisis pembelajaran yang sudah dijabarkan. Kemampuan peserta didik yang ada dalam kelas selalu heterogen, sebagian siswa sudah banyak tahu sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas berdasarkan perilaku-perilaku khusus yang ada. Bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang sudah banyak tahu, maka kelompok siswa yang belum tahu akan ketinggalan dan tidak dapat menangkap materi yang diberikan. Sebaliknya bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang belum tahu, kelompok siswa yang banyak tahu merasa tidak belajar apa-apa dan bosan. 10 Untuk mengatasi hal ini, ada dua pendekatan yang dapat dipilih, yaitu siswa menyesuaikan dengan materi pembelajaran dan materi pembelajaran disesuaikan dengan siswa. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa dapat digunakan kuesioner, interview, observasi, dan tes. Menurut Uno, instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan awal adalah tes, sedangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik awal siswa minat, motivasi belajar, gaya belajar dan lain-lain antara lain adalah tes baku yang dibuat para ahli. Untuk mendapatkan data yang paling akurat, adalah menggunakan tes penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Tetapi, bila tes seperti ini tidak tepat dilakukan karena dirasakan kurang etis, kesulitan teknik pelaksanaannya, atau tidak mungkin dilaksanakan karena sebab yang lain, penggunaan skala penilaiana cukup memadai. Skala penilaian tersebut diisi oleh orang-orang yang tahu secara dekat terhadapkemampuan siswa dan diisi oleh siswa sebagai self report. Berdasarkan masukan ini dapat ditetapkan oleh pendidik titik berangkat atau permulaan pelajaran yang harus diberikan pada siswa. Titik itu adalah perilaku khusus di atas garis batas yang telah dikuasai siswa atau calon akhir dari kegiatan mengidentifikasi perilaku awal siswa adalah menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada siswa. Perilaku yang diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus TPK. Selain mengidentifikasi perilaku awal siswa, pendidik harus pula mengidentifikasi karakteristik siswa yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran. Misalnya,minat, kemampuan bahasa inggiris, kemampuan pancaindera, kesenangan, dan lain-lain yang dimiliki Karakteristik ini perlu diketahui oleh pendidik, karena berkaitan dengan pengembanganpembelajaran yang akan diterapkan. 11 Keempat, menulis tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus TPK. Tujuan pembelajaran khusus adalah penjelasan rinci tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. TPK ditempatkan sebagai komponen awal dalam menyusun desain pembelajaran merupakan pusat perhatian setiap pengembangan pembelajaran. TPK merupakan dasar dan pedoman bagi seluruh proses pengembangan pembelajaran selanjutnya. Perumusan TPK merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran. Sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap pendahuluan untuk menghasilkan TPK. TPK merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Selanjutnya TPK merupakan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran yang akan diajarkan, pengembang pembelajaran merumuskannya berdasarkan perilaku yang ada dalam TPK. Tujuan pembelajaran menjadi arah proses pengembangan pembelajaran karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai siswa pada akhir proses Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut merupakan ukuran pula keberhasilan pembelajaran yang digunakan pendidik. Perumusan TPK harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusunan tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya. Kelima, mengembangkan Butir Tes Acuan Patokan. Setelah TPK selesai dirumuskan secara operasional, tahap berikutnya adalah mengembangkan butir tes acuan patokan. TPK berisi perilakuperilaku khusus yang belum dikuasai siswa sebelum memulai perkuliahan. TPK merupakan hasil dari dua langkah yaitu hasil kegiatan analisis pembelajaran dan mengidentifikasi karakteristik awal siswa. Pendidik haruslah menyusun tes acuan patokan yaitu tes yang dapat mengukur penguasaaan siswa dalam setiap perilaku tersebut. Bukan mengukur seluruh uraian pendidik dalam proses pembelajaran, sebab apa yang diberikan pendidik selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan TPK. 12 Isi pelajaran bukanlah criteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran. Ia bagian dari proses itu dan termasuk harus diuji relevansinya dengan tujuan pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat Uno bahwa tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung dapat digunakan untuk mengukur seperangkat tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Untuk menyusun butir tes acuan patokan, pendidik perlu melakukan langkah-langkah berikut 1. menentukan maksud tes, yaitu memberikan umpan balik tentang hasil belajar siswa dalam setiap tahap proses belajarnya dan menilai efektifitas sistem pembelajaran secarakeseluruhan 2. Membuat tabel spesifikasi yang memuat daftar perilaku, bobot perilaku, jenis tes, dan jumlah butir tes, 3. Menulis butir tes sesuai table spesifikasi 4. Merakit tes yang telah ditulis dan dikelompokkan atas dasar jenis kemudian diberi nomor urut 5. Menulis petunjuk menjawab tes sesuai jenisnya 6. Menulis kunci jawaban tes 7. Mengujicobakan tes 8. Menganalisis hasil uji coba 9. Merevisi tes Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Dick dan Carey mengatakan suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedurprosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Komponen dari strategi pembelajaran, yaitu 1. kegiatan pra pembelajaran 2. penyajian informasi 3. partisipasi siswa 4. tes 5. kegiatan tindak lanjut. 13 Merril dan Tennyson 1977 menyebutkan strategi pembelajaran sebagai urutan tertentu dari penyajian materi dalam pembelajaran. Sedangkan AT dan T 1985 menyamakan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran. Gagne dan Briggs 1979 menyebut strategi pembelajaran sebagai Sembilan tahapan dalam proses kegiatan pembelajaran, yaitu 1. memberikan motivasi atau menarik perhatian 2. menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa; 3. mengingatkan kompetensi prasyarat 4. memberi stimulus 5. memberi petunjuk belajar 6. menimbulkan penampilan siswa 7. memberi umpan balik 8. menilai penampilan 9. menyimpulkan. Dari penjelasan di atas, para ahli sepakat bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Ketujuh, mengembangkan bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, bahan ajar mempunyai sturuktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belaajr siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi siswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual. Menulis bahan ajar berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan, di mana bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks 14 yang bersifat sangat resmi dan formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan. Penyusunan bahan ajar adalah karakteristik dari sistem pembelajaran di mana pun proses pembelajaran terjadi, baik dalam sistem belajar jarak jauh maupun dalam sistem pembelajaran tatap muka. Bahan ajar disusun berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kebutuhan siswa, rancangan kegiatan belajar mengajar dan kontrak pembelajaran. Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan guru melalui berbagai cara, mulai dari yang termurah sampai yang termahal. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk menyusun bahan ajar, yaitu 1. menulis sendiri 2. pengemasan kembali informasi 3. penataan informasi. Kedelapan, malaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. Setelah semua tahap perancangan sistem pembelajaran selesai dikembangkan tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi formatif terhadap keseluruhan kegiatan perancangan tersebut. Menurut Suparman, evaluasi formatif adalah proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kualitas produk atau program pembelajaran. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih efektif dan efisien. Idealnya, evaluasi formatif dilakukan empat tahap, yaitu 1. review oleh ahli bidang studi, ahli desain, ahli media, dan ahli bahasa di luar dari tim pengembang pembelajaran tersebut. 2. evaluasi satu satu dilakukan antara pengembang pembelajaran dengan dua atau tiga siswa secara individual. Siswa yang dipilih adalah yang memiliki karakteristik seperti populasi sasaran. 3. evaluasi kelompok kecil siswa yang representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya sebanyak 8-12 orang. 15 4. ujicoba lapangan kepada sejumlah 15-30 orang siswa sepanjang telah mempunyai ciri yang sama atau mirip dengan populasi sasaran. Hasil-hasil dari pelaksanaan evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki produk sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan. Setelah produk-produk system pembelajaran diperbaiki, maka produk sistem pembelajaran tersebut dapat digunakan ke kelompok populasi pelaksanaan pembelajaran selesai, maka dilakukanlah tahap evaluasi sumatif untuk melihat keberhasilan siswa terhadap produk sistem pembelajaran yang diterapkan. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Prosedur perencanaan pembelajaran yang dibuat berhubungan erat dengan model perencanaan pembelajaran yang dipilih. Salah satu model yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah model yang dikembangkan Dick dan Carey. Posedur mendesain pembelajaran dengan menggunakan model ini mencakup beberapa tahapan sebagai berikut 1. mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan pembelajaran umum 2. melakukan analisis pembelajaran 3. mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, 4. menulis tujuan pembelajaran khusus 5. menyusun tes acuan patokan 6. menyusun strategi pembelajaran 7. mengembangkan bahan ajar 8. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. B. Saran Dengan membahas ini diharapkan denganmengikuti prosedur yang ada dapat mempermudah kita dalam mencapai tujuan perencanaan pembelajaran , agar apa yang ingin dicapai dalam perencanaan bias sebaik mungkin berhasil diterapkan dan berhasil dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh anak . 17 DAFTAR PUSTAKA Nur Nasution, Wahyudin. 2017. Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan dan 12. 185 - 194 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

Untukmemahami Komponen, Fungsi dan Tujuan Pendidikan 1.4 Manfaat Penulisan 1. Menambah Ilmu pengetahuan tentang dasar - dasar pendidikan bagi penulis dan pembaca. 2. Menambah kreativitas penulis dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar 3. Menambah Literatur perpustakaan 1.5 Ruang Lingkup

p>Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang 1 fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. 2 Penyelenggaraan Pendidikan Nasional 3 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan. Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat. Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya. ttable corresponds to a significant level of 5% The results of this study indicate that bullying greatly affects children's mental health. So it can be concluded that bullying has a positive and significant effect on mental health. The contribution of bullying to mental health can be seen through its determination coefficient r2, which is Bullying contributes to mental development. A Contribution of to mental development is obtained from other factors.... Education must be carried out seriously and as well as possible. According to Sujana 2019 states that education is an effort so that students gain useful knowledge in order to become better human beings. Education also has the main aspect of creating a social environment that can benefit and develop for oneself, others and the State. ...Khusnul KhotimahAri Wibowo KurniawanDevelopment of learning by using tools or tools that are useful for improving learning and conveying information. The purpose of this research is to develop learning based on throwing material applications for middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. This research and development learning method uses a research and development method by following seven steps. By using a quantitative descriptive study and using percentages, the results of the study of data from learning experts get a percentage of 88,5%, throw learning experts 87,5%, media experts 98,5%, and involving 36 middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. The small group trial was distributed to 11 respondents and the large group distributed to 25 respondents obtained the results of 92,25% small group and 83,5% large group. Based on these data it can be concluded that this application based learning development product for throwing materials is very valid and suitable for use by PJOK SMP ini dilatarbelakangi karena keaktifan siswa masih kurang dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Tujuan dilakukan penelitian ini yakni untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari penerapan metode Brainstorming pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Syaja’ah dan kaitannya dengan permasalahan Degredasi moral di zaman sekarang di kelas XI SMA Negeri 4 Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan menggunakan informan kunci yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan informan pendukungnya adalah siswa kelas XI. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan data observasi dan wawancara untuk menguji keakuratan data. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kendala dalam penerapan metode Brainstorming pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penggunaan metode Brainstorming yang belum bisa diterapkan secara maksimal, dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan langkah- langkah dari metode BrainstormingDessy MaulanaAlfurqan AlfurqanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku peserta didik yang rawan prokrastinasi akademik ditinjau dari segi functional procrastination dan disfunctional procrastination pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Ampek Nagari Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuntitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Ampek Nagari dengan jumlah 422 siswa dengan sampel 205 orang. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket berdasarkan skala likert. Metode analisis data menggunakan metode statistik dengan metode persentase yang dilakukan setelah semua tanggapan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik peserta didik pada umumnya berada pada tingkat yang tinggi. Peserta didik, yang menunjukkan tingkat penundaan akademik yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik tinggi dalam hal tugas tertulis. Aspek tugas persiapan ujian tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada klasifikasi tingkat menengah. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik yang terkait dengan membaca dinilai sedang. Aspek tugas administrasi tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori tinggi dan aspek tugas kehadiran kelas, tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori BadoIrwandiYusri KarmilaThe purpose of this study was to analyze how the variables of education, poverty and population growth affect economic growth in South Sulawesi so that later it can be used as a basis for determining policies in increasing economic growth in South Sulawesi. While the analysis method used in this research is multiple linear regression analysis method. The results of data estimation using multiple regression analysis show that the education variable has a negative and insignificant effect on economic growth, the poverty variable has a significant effect on economic growth and population growth has a significant effect on economic growth in South Sulawesi. Education, poverty and population growth variables together have no effect on economic growth in South SokaniDian AminudinDwi RatnawatiA less interesting learning process resulted in students feeling bored with the material presented. Therefore this study aims to create interesting learning media so that students are interested in learning the material optimally. The research method used by the author uses the Multimedia Development Live Cycle MDLC system development method developed by Luther. The Multimedia Development Live Cycle MDLC is carried out based on six stages, namely concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution. This research produces a product in the form of an Augmented Reality application to classify animals based on the type of food for elementary school children. The results of the Black Box test can be concluded that the application can run well. The results of the feasibility test calculation obtained a score of included in the very feasible category. The products used in this study were declared very suitable for use by elementary school children and used as learning media so that they could help students' understanding processes and foster students' interest and enthusiasm for MuhdiMendiskripsikan berbagai macam problematika penerapan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar Negeri 2 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas adalah tujuan penelitian ini. Pendekatan yang peneliti terapkan adalah pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Dalam melakukan penelitian menghasilkan berbagai macam problematika atau kendala-kendala dalam menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum yang baru ini para guru diminta untuk lebih inovatif dalam membuat rancangan bahan ajar pembelajaran, arah pembelajaran dan runtutan langkah pembelajaran. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka juga ada projek penguatan profil pelajar Pancasila atau yang biasa kita kenal dengan istilah P5. Pembelajaran dilakukan tidak hanya dikelas tetapi juga di alam terbuka guna meningkatkan kreatifitas peserta Dwi MubarikaHanna Nurul ImaniKahfisah AstrellaNovia Putri AriantiEducation is something that will never get bored if it is discussed and we examine it and become the subject of discussion. Starting from the curriculum, teaching staff, educational staff, scientific innovation, to educational supervision that supports learning programs in educational institutions and how to evaluate educational programs, especially in elementary schools. The principal as a supervisor has the burden of the role and responsibility of monitoring, fostering and improving the teaching and learning process in the classroom or at school. This responsibility is known as the responsibility of supervision. This article was compiled with the aim of exploring and analyzing the basic concepts and roles of supervision in evaluating educational programs. the focus is on elementary schools in the city of Malang. By differentiating how the evaluation of educational programs in each school, we are sure to get a significant difference. The research in this article uses qualitative research. Group members go directly to the field to conduct interview observations and collect data and report it. The research was carried out together with several educators at different educational institutions. In research group members found many advantages of educational supervision in supporting the learning process, so here the role of supervision is very important. Increasing the competence of educators with educational supervision is expected to be even principal; educational supervision; educators; evaluation of education programs; educational programAbstrak Pendidikan adalah sebuah hal yang tidak akan pernah bosan jika dibahas dan kita teliti dan menjadi pembicaraan. Mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, inovasi ilmu pengetahuan, sampai dengan supervisi pendidikan yang menunjang program pembelajaran di lembaga pendidikan serta bagaimana evaluasi dari program pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Artikel ini disusun bertujuan untuk mengulik dan menganalisis bagaimana konsep dasar serta peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan. fokusnya adalah sekolah dasar yang ada di Kota Malang. Dengan membedakan bagaimana evaluasi program pendidikan di masing-masing sekolah, kami yakin akan mendapatkan sebuah perbedaan yang substansial. Penelitian dalam artikel ini menggunakan penelitian kualitatif. Anggota kelompok memilih untuk turung langsung kedalam lapangan yang ada untuk melakukan kegiatan observasi, wawancara, mengumpulkan data, lalu melaporkannya. Penelitian dilaksanakan bersama dengan beberapa tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang berbeda. Dalam penelitian anggota kelompok menemukan banyak keunggulan supervisi pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran, jadi disini peran supervisi sangat penting. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan adanya supervisi pendidikan diharapkan dapat menjadi lebih baik kunci kepala sekolah; supervisi pendidikan; tenaga pedidik; evaluasi program pendidikan; program pendidikanThaariq MunirThe problem in this research starts with the evaluation process, or assessment of the implementation of the independent curriculum. Not many teachers understand the problem of evaluation or assessment by teachers of existing processes. So that the assessment carried out is still unclear. The research objective is a form of sociology learning assessment in the implementation of the independent curriculum. In addition, the theory used is constructivism, namely Lev Vygotsky's theory. This research was conducted with a qualitative approach. The selection of informants using purposive sampling technique with a total of 4 informants. The types of data used in this research are primary data and secondary data. Data collection methods used are observation, in-depth interviews and document studies. Meanwhile the data analysis unit used by the group with Milles Huberman's data analysis is data aggregation, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that formative and summative evaluations are used in the assessment of sociology learning at SMA Negeri 5 Padang. Formative evaluation is carried out at the beginning of learning or at the end of learning in the form of feedback. Summative assessment is carried out on material that has been completed which is also called final semester examination. Management of the results of the assessment consists of a managing the results of the assessment in one learning objective b managing the learning outcomes at the end of the semester with reporting of learning has not been able to resolve any references for this publication.

BerdasarkanUndang Undang No. 2 Tahun 1985, tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga untuk mengembangkan manusia yang seutuhnya. Maksud dari manusia seutuhnya yang disebutkan di dalam pasal 4 bisa dimaknai dengan manusia yang cerdas secara komprehensif.

Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denganbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem. Ketika semuaunsurpendidikanmengetahuiperannyamasing- masing, makainiakanmempermudahdalammenggapaitujuandaripendidikantersebut. Namun, sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya. Maka dari itu kita membuat makalah ini agar dapat lebih memahami fungsi dan tujuan pendidikan guru dan calon guru. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan tujuan pendidikan? 2. Apa yang dimaksud dengan fungsi pendidikan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan 2. Untuk memenuhi mata kuliah pengantar pendidikan Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya aktualisasi dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya potensialitas, dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan idealitas. Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan mengembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut,”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab”. 1. Fungsi Pendidikan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan 2. Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan, nilai moral dan ketrampilan 3. Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap. 4. Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien dan efektif Menurut Havelock & Huberman 1997 25,sistem pendidikan suatu negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut 1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. 2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya. 3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik. 4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan. Tujuan pendidikan menurut UNESCO pada 2015 ada enam tujuan pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak,remaja dan dewasa. Tujuan 1 Memperluas dan meningkatkan keperawatan dan pendidikan anak usia dini yang komperhensif,terutama bagi anak-anak yang paling rentan dam kurang beruntung. Tujuan 2 Memastikan bahwa tahun 2015,semua anak khususnya anak perempuan,anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,memiliki akses ke pendidikan dasar lengkap,gratis dan wajib dengan kualitas yang baik. Tujuan 3 Memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang tepat dan program ketrampilan hidup. Tujuan 4 Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaran dewasa menjelang tahun 2015 terutama bagi perempuan,dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa Tujuan 5 Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan pada 2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik Tujuan 6 meningkatkan semua akses pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua,terutama aksaran,berhitung,dan ketrampilan hidup yang penting. Tujuan pendidikan menurut Havelock & Huberman 1977 35,dalam suatu sistem yang paling besar adalah sistem pendidikan ,termasuk unsur-unsur pendidikan formal dan non formal; yang bertujuan lebih baik unuk pembangunan negara secara keseluruhan melalui penyediaan tenaga kerja yang terampil untuk peranan-peranan yang beragam dan melaluipengajaran pada generasi baru mengenai tujuan –tujuan masyarakat secara menyeluruh dan alat-alat pemenuhan mereka Ivan Illich Mudyaharjo,200249 berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan. 1. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat. 2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dengan mudah melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya. 3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan. Ivan Illich menekankan pada adanya kebebasan setiap orang untuk memperoleh akses pada sumber-sumber belajar yang memungkinkan mereka leluasa mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tujuan hidup mereka. Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh ,cerdas ,kreatif ,trampil ,disiplin ,beretos kerja ,profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta sadar pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,inovatif, dan keinginan untuk maju GBHN,1993 95. Berdasarkan kutipan diatas,dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkann segala potensi bawaan manusia secara integral,silmutan,dan berkelanjutan agar menusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kehidupan guna mencapai kebahagian di masa sekarang dan masa mendatang. D. Dimensi-Dimensi Kehidupan Manusia Dimensi-dimensi kehidupan manusia antara lain 1. Dimensi religi,berkaitan dengan bagaimana manusia dapat melaksanakan ajaran agamanya ibadah yang sifat nya berhubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan pendidikan di sini adalah untuk membangun kesadaran beragama,membina, dan meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik sehingga menjadi manusia yang betul-betul beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. 2. Dimensi diri-manusia self,berkenaan dengan potensi-potensi bawaan manusia yang beragam itu dapat berkembang secara optimal sehingga berkemampuan secara berkelanjutandalam melaksanakan tugas kehidupan. Jadi, tujuan pendidikan di sini adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran dan pemahaman peserta didik tentang potensi dirinya dan membangun semangat untuk mengembangkan potensi diri yang memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan mandiri. 3. Dimensi sosial, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu membangun dan mengembangkan interaksi sosialnya,baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Tujuan pendidikan dalam konteks ini adalah menumbuh-kembangkan kekesadaran,kemauan,dan kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama peserta peserta didik,guru,dan lingkungannya keluarga dan masyarakat 4. Dimensi ekonomi, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat ekonomi. Tujuan pendidikan dalam dimensi ini adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru serta kemauan menerapkannya dalam kehisupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pendapatan, tabungan, dan modal berinvestasi untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa depan. 5. Dimensi budaya, berkenaan bagaimana manusia memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya lama yang masih relevan untuk kehidupan masa sekarang dan masa pendidikan di sini adalah nilai-nilai budaya peserta didik agar mereka memiliki kesadaran dan kemauan untuk memahami dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh generasi terdahulu untuk kemajuan diri,bangsa dan negaranya. 6. Dimensi politik, berkenaan dengan bagaimana masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya mengenai berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. Tujuan pendidikan adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran pada diri peserta didik tentang pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan keputusan yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. 7. Dimensi keamanan,berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat memahami tentang pentingnya keamanan dalam kehidupan dan kesiapan untuk ambil bagian dalam usaha menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya keamanan dan membangun kesadaran diri dan kewajiban untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat, baik keamanan diri kesehatan/fisik dan psikologis dan harta kekayaan maupun lingkungan alam sekitar. 8. Dimensi IPTEK,berkaitan dengan bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pemanfaatan perkembangan IPTEK untuk proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. . Tujuan pendidikan antra satu negara dengan negara yang lain, antara satu masyarakat dengan masyarakat yang laiun dapat berbeda karena latar belakang, pontesi, dan falsafah bangsa dan negarannya yang berbeda. Bahkan, tujuan dan fungsi pendidikan juga berbeda di antara bangsa dan negara yang berbeda. Namun demikian, secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan pontensi bawaan manusia agar agar dapat perkembangan secara optimal dan mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai khalifah di bumi dan secara lebih sepesifik sebagai subjek pembangunan guna mencapai kebahagiaan hidup sekarang dan masa mendatang. Dan masa mendapat. Fungsi pendidikan adalah sebagai istrumen penting yang diperlukan untuk membantu proses menumbuh-kembangkan potensi,bakat,dan minat peserta didik secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkanItulah tadi makalah tentang Tujuan Dan Fungsi Pendidikan. Silahkan klik link di bawah ini untuk mendownloadnya. Semoga makalah yang saya sampaikan diatas dapat bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya. Terimakasih
Adapunmengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut Wuradji (1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi sosialisasi. 2. Fungsi kontrol sosial. 3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat. 4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja. 5. Fungsi seleksi dan alokasi. 6.
Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan pendidikan ini adalah arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25. Sebetulnya, tujuan pendidikan juga amatlah bergantung pada kebutuhan dari penyelenggaraan pendidiknya sendiri. Selain itu, lembaga pendidikan, institusi, bahkan negara sendiri memiliki tujuannya masing-masing. Setiap negara memiliki sistem pendidikan nasional yang dibangun berdasarkan perjalanan sejarah berdirinya negara dan cita-cita negara jangka panjang yang ingin dicapai. Begitu juga dengan negara kita, Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang dirangkai dalam sistem pendidikan nasional dan dirumuskan pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut akan menjadi landasan negara dalam mengembangkan sistem pendidikan dan mengelola proses pendidikan nasional. Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” UU No. 20/2003, pasal 3, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 81. Akan tetapi, tidak berhenti di situ saja, tujuan pendidikan juga telah banyak dirumuskan oleh berbagai aliran-aliran pendidikan. Para ahli pendidikan juga memiliki pendapatnya masing-masing mengenai tujuan pendidikan ini. Oleh karena itu, tujuan pendidikan sejatinya merupakan pokok permasalahan yang cukup mendalam dan akan dibahas secara komprehensif melalui berbagai uraian berikut ini. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan Suardi, dalam Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Sementara itu menurut Syam, dkk 2021, hlm. 71 tujuan pendidikan adalah faktor yang sangat menentukan jalannya pendidikan sehingga perlu dirumuskan sebaik-baiknya sebelum semua kegiatan pendidikan dilaksanakan, dan rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila sesuai dengan fungsinya. Fungsi dari tujuan pendidikan sendiri meliputi Memberikan arah bagi proses pendidikan, Memberikan motivasi dalam aktivitas pendidikan, Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan Achmadi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 71. Sedangkan menurut Maunah dalam Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25 tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya dimana individu hidup. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidik perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan. Lantas, sebetulnya apa tujuan dari pendidikan itu sendiri? Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan pendidikan ini dapat kita telusuri dari tujuan pendidikan suatu negara, ideologi yang menyokongnya, hingga pendapat para ahli pendidikan yang akan dipaparkan sebagai berikut. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 26. Berdasarkan UU. Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembahasan lengkap mengenai tujuan pendidikan nasional ini dapat disimak pada artikel berikut ini. Baca juga Tujuan Pendidikan Nasional Bedah Tuntas UU 20 SISDIKNAS Menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB melalui lembaga UNESCO United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni sebagai berikut. Learning to know belajar mengetahui. Learning to do belajar melakukan sesuatu. Learning to be belajar menjadi sesuatu. Learning to live together Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 26. Ditambahkan catatan pula bahwa keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ kecerdasan berpikir, EQ kecerdasan emosi, dan SQ kecerdasan sosial. Di dunia ini ada beberapa ideologi pendidikan yang memengaruhi pengembangan sistem pendidikan di dunia. Masing-masing ideologi pendidikan tersebut memiliki pandangan tersendiri tentang tujuan pendidikan. Bagaimanakah tujuan pendidikan menurut aliran ideologi pendidikan? Menurut O’neil dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 72 beberapa tujuan pendidikan menurut aliran ideologi pendidikan adalah sebagai berikut. Ideologi Fundamentalisme Pendidikan Menurut pandangan pengikut ideologi ini, tujuan pendidikan adalah membangkitkan kembali dan meneguhkan kembali cara-cara lama yang dianggap lebih baik dibandingkan cara-cara sekarang. Menurut pendapat ideologi ini, tujuan sekolah adalah untuk membangun kembali masyarakat dengan cara mendorongnya agar kembali ke tujuan-tujuan yang mula-mula. Ideologi Intelektualisme Pendidikan Menurut pandangan ideologi intelektualisme, pendidikan bertujuan untuk mengenali, melestarikan, dan meneruskan kebenaran. Dalam hal ini, sekolah diselenggarakan untuk mengajarkan kepada peserta didik bagaimana menalar. Ideologi Konservatisme Pendidikan Tujuan pendidikan menurut pendapat ideologi konservatif adalah untuk melestarikan dan meneruskan pola-pola perilaku sosial yang mapan. Seiring dengan itu, maka tujuan sekolah adalah untuk mendorong pemahaman peserta didik terhadap dan penghargaan bagi lembaga-lembaga, tradisi-tradisi, dan proses-proses budaya yang sudah teruji oleh waktu sudah tua umumnya, termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum serta tatanan. Ideologi Liberalisme Pendidikan Tujuan pendidikan dalam pandangan ideologi liberalisme pendidikan adalah untuk mengangkat perilaku personal yang efektif. Sedangkan tujuan penyelenggaraan sekolah adalah untuk menyediakan informasi dan keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik agar supaya bisa belajar sendiri secara efektif. Ideologi Liberasionisme Pendidikan Pendukung ideologi liberasionisme pendidikan berpandangan bahwa pendidikan bertujuan untuk mendorong pembaharuan/perombakan sosial yang perlu dengan cara memaksimalkan kebebasan personal di sekolah dan dengan mengangkat kondisi-kondisi yang lebih berperikemanusiaan dan memanusiakan dalam masyarakat secara luas. Sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengenal dan menanggapi kebutuhan akan pembaharuan sosial. Ideologi Anarkisme Pendidikan Menurut ideologi ini, pendidikan bertujuan untuk membawa perombakan-perombakan yang segera dan berlingkup besar, yang bersifat humanistis, di dalam masyarakat, dengan cara menghapuskan persekolahan wajib. Sekolah bertujuan untuk menghapuskan sistem pendidikan formal yang ada sekarang secara keseluruhan, dan menggantikannya dengan pola belajar yang ditentukan sendiri oleh perorangan secara sukarela, menyediakan akses yang bebas dan universal ke bahan-bahan pendidikan serta kesempatan-kesempatan pendidikan, tapi tidak menonjolkan wajib belajar ataupun pelajaran wajib. Ideologi Pendidikan Islam Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-syaebani, tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok, yaitu a Sifat yang bercorak agama dan akhlak; b Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi peserta didik dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat; c Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya; d Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan di antara individu, masyarakat dan kebudayaan di mana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan berkembang bila diperlukan Achmadi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 74. Beberapa ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang tujuan pendidikan. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli pendidikan mengenai tujuan pendidikan yang dirangkum dari Syam, dkk 2021, hlm. 74. Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara merumuskan tujuan pendidikan sebagai penguasaan diri, sebab di sinilah pendidikan memanusiakan manusia humanisasi. Beliau berpandangan bahwa ketika peserta didik mampu menguasai diri sendiri, maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya sendiri sehingga akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Beliau juga menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang merdeka Fedi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 74. Tilaar Tilaar menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan nasional tentunya sifatnya abstrak sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan akal dan budi peserta didik. Bagi peserta didik pada tingkat-tingkat permulaan tentunya nilai-nilai Pancasila hanya dapat dihayati melalui contoh yang konkret di dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan perkembangan kemampuan akal dan budinya, nilai-nilai Pancasila beranjak menjadi nilai-nilai yang abstrak dan merupakan bagian dari perkembangan anak Indonesia Tilaar, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Zainuddin Fananie Zainuddin Fananie berpandangan bahwa pendidikan bertujuan untuk membantu menunjukkan jalan kebaikan kepada peserta didik atau siapa saja agar dapat memilih jalan tersebut dengan sendirinya. Tugas pendidik hanyalah menunjukkan jalan yang sebaik-baiknya agar peserta didik menjadi baik di setiap perbuatan, perkataan, dan hati Fananie, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Susan Isaacs Susan Isaacs berpandangan bahwa perkembangan intelektual anak berhubungan erat dengan perkembangan emosional. Kebebasan di ruang kelas akan menghilangkan hambatan proses belajar atau distorsi perkembangan watak. Ia membangun budaya kebebasan dan mendorong permainan sebagai metode mengungkapkan kehidupan naluriah instinctual life, upaya memahami dunia, dan mengembangkan keterampilan yang tersublimasi Hobson dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 76. John A. Laska John A. Laska menyatakan pendidikan sebagai ”Upaya sengaja yang dilakukan pelajar atau orang lainnya untuk mengontrol atau memandu, mengarahkan, memengaruhi dan mengelola situasi belajar agar dapat meraih hasil belajar yang diinginkan Laska, , dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Berdasarkan definis pendidikan ini, maka tujuan pendidikan adalah untuk memandu, mengarahkan, memengaruhi, dan mengelola situasi belajar agar peserta didik mampu meraih hasil belajar yang diinginkan secara maksimal. Alexander Sutherland Neil S. Neil, pendiri sekolah Summerhill di Inggris menyatakan bahwa, ”Kita merancang sebuah sekolah yang memungkinkan anak-anak menjadi dirinya sendiri. Untuk mengupayakan hal tersebut, kita harus mengesampingkan semua disiplin, arahan, saran, ajaran moral, dan perintah agama. Anak-anak jangan pernah dipaksa untuk belajar, dan memang prinsip utama Summerhill adalah bahwa anak mengikuti pelajaran secara sukarela berapapun usianya. Hanya belajar yang dilakukan secara sukarelalah yang bernilai dan anak akan mengenal dirinya sendiri apabila mereka telah siap untuk belajar” Hobson dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Harold Ordway Rugg Harold Ordway Rugg adalah pemimpin gerakan pendidikan progresif di Amerika Serikat. Dalam pendidikan progresif, komitmen terhadap kreativitas individu termanifestasi dalam pendidikan yang berpusat pada anak. Rugg lebih menekankan aktivitas yang ditujukan untuk mengembangkan kreativitas dan intuisi anak daripada mengerahkan seluruh kelas mengikuti kurikulum standar yang sudah disusun sebelumnya Hobson, dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 76. Tujuan Pendidikan Tinggi Pendidikan di perguruan tinggi berbeda dengan pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Tujuan pendidikan tinggi selain berorientasi pada pengembangan potensi mahasiswa, juga berkaitan dengan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan tinggi selain berorientasi pada peserta didik mahasiswa juga menekankan peranan institusi pendidikan dalam melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terkait dengan tujuan pendidikan tinggi, berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 5 dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi bertujuan untuk berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa UU No. 12, pasal 5, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 82. Referensi Hidayat, R.,& Abdillah. 2019. Ilmu pendidikan konsep, teori, dan aplikasinya. Medan Penerbit LPPPI. Syam, dkk. 2021. Pengantar ilmu pendidikan. Medan Yayasan Kita Menulis. . 357 330 447 3 417 97 234 331

makalah fungsi dan tujuan pendidikan