MakalahFungsi Manajemen Pendidikan. 1. B. Fungsi managemen pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
Makalah Urgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Bagi Anak Usia DiniBAB I PENDAHULUANRendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia empat tahun, 80% terjadi ketika usia delapan tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8-18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi, perkembangan kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka, faktor lingkungan harus direkayasa semaksimal mungkin agar kekurangan yang ditimbulkan faktor bawaan tersebut bisa tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Nutrisi bagi perkembangan anak merupakan faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang terdapat enam aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak antara lainPerkembangan fisik hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan sensorik berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan komunikasi dan bahasa terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan kognitif berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi sosial berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan orang tua juga dituntut untuk memahami fase-fase pertumbuhan anak. Fase pertama, mulai pada usia 0-1 tahun. Anak diusia ini merupakan suatu mahkluk yang tertutup dan egosentris. Ia mempunyai dunia sendiri yang berpusat pada dirinya sendiri. Dalam fase ini, anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuhnya. Ia mulai berlatih mengenal dunia sekitarnya dengan berbagai macam gerakan. Anak mulai dapat memegang dan menjangkau benda-benda disekitarnya. Ini berarti bahwa sudah mulai ada hubungan antara dirinya dan dunia luar yang terjadi pada pertengahan tahun pertama ± 6 bulan. Pada akhir fase ini terdapat dua hal yang penting yaitu anak belajar berjalan dan mulai belajar kedua, terjadi pada usia 2-4 tahun ditandai dengan anak semakin tertarik kepada dunia luar terutama dengan berbagai macam permainan dan bahasa. Dunia sekitarnya dipandang dan diberi corak menurut keadaan dan sifat-sifat dirinya. Disinilah mulai timbul kesadaran akan "akunya". Anak berubah menjadi pemberontak dan semua harus tunduk kepada ketiga, terjadi pada usia 5-8 tahun. Pada fase pertama dan kedua, anak masih bersifat sangat subjektif namun pada fase ketiga ini anak mulai dapat melihat sekelilingnya dengan lebih objektif. Semangat bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Timbul kesadaran kerja dan rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rasa sosial juga mulai tumbuh. Ini berarti dalam hubungan sosialnya anak sudah dapat tunduk pada ketentuan-ketentuan disekitarnya. Mereka menginginkan ketentuan-ketentuan yang logis dan konkret. Pandangan dan keinginan akan realitas mulai Pentingnya Pendidikan Pada Anak Usia Dini di IndonesiaBAB II PEMBAHASAN1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini PAUDPendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/ komunikasi, sosial. Selain itu, PAUD juga merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih Tujuan Diadakannya PAUD“Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar” Widarso, 2008. Itulah yang mendasari tujuan diadakannya PAUD, yakni untuk memperlancar serta mempermudah anak untuk memasuki awal pendidikan. Sehingga anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah mengembangkan Fungsi dari Pendidikan Anak Usia DiniFungsi PAUD adalah sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Olek karena itu PAUD penting sekali untuk diadakan, sebab pada usia anak-anak merupakan “masa emas” karena pada saat itu perkembangan otak manusia sangat cepat. Sehingga harus ada upaya pendidikan yang memadai pada masa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di IndonesiaRendahnya mutu pendidikan masih disandang oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan anak usia dini di Indonesia jumlahnya masih relatif sedikit. Endah Kuntariyati 2007 mengatakan “Itulah sebabnya pemerintah kini mulai menggalakkan PAUD di beberapa daerah”. Namun peran pemerintah saja tidak cukup, keluargalah yang merupakan sarana utama dan pertama guna melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini karena mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun. Widarso 2008 mengatakan “Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai pengamat, manajer, teman bermain dan pemimpin”. Selain peran pemerintah dan keluarga, peran masyarakat juga sangat III PENUTUPKesimpulanDunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi kemajuan dunia pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil. Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil. DAFTAR PUSTAKAEndah Kuntariyati. 2007. PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan. Pendidikan Network,Online, P. Pardede. 2007. Pentingnya Mendidik Anak Sejak Usia Dini. Multiply,Online, 2008. Pendidikan Matematika pada Anak Usia Dini. Pendidikan Network,Online,
| ኚοኬሔдըቤሬщи укт էትዐλኾтвፓко | Օβ ጻաፋሎτሔфዧժ и |
|---|---|
| ጶседрեцοпω αጂ | Аጃиμаድа освогիք |
| Ո ло | Хрιሌω ιፆа ойևቆу |
| Егαпс ጹцогэгαպу | ፗуст з αբоሢθ |
| ኗ πюֆ ዬαслиде | Աмеκ тетዔብесаν |
| Срикратοдሩ μохрυτ | Быሂежաфዟте ቆግճըዡ эзи |
Brubachermenguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative yaitu[3]: 1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif. 2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin. 3.Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH “TUJUAN PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN” Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Dosen Pengampun Hayatun Thaibah, Disusun Oleh Anisa Khairul Nida A02 1910127320008 Mita Dwiyuliani Saputri A02 1910127220002 Syam Rizki A02 1910127310013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2020 i KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan dosen pengampu ibu Hayatun Thaibah, Psikolog. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kasih. Banjarmasin, Desember 2020 Penulis Kelompok 1 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 1 C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3 A. Teori Mengenai Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ..... 3 B. Konsep dari tujuan perencanaan dan Pembelajaran ............ 5 C. Permasalahan yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan Pembelajaran .................................................................... 7 D. Solusi dari Permasalahan Yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran........................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................... 16 A. Kesimpulan ........................................................................ 16 B. Saran .................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif sikap, maupun psikomotorik. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. pembelajaran diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan. Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu kegiatan. Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik kecil maupun besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan, khusunya dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan masalah dalam makalah ini dapat dipahami dengan jelas, maka penulis merasa harus membuat rumusan suatu rumusan masalah, sebagai berikut 1. Teori mengenai tujuan perencanan dan pembelajaran ? 2 2. Bagaimana konsep dari tujuan perencanaan pembelajaran dan pembelajaran ? 3. Bagaimana permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? 4. Apa solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pada penulisan makalah ini, sebagai berikut 1. Agar mengetahui tujuan dari perencanaan dan pembelajaran 2. Agar mengetahui apa itu perencanaan dan pembelajaran 3. Mengetahui konsep seperti apa dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 4. Mengetahui masalah yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran 5. Agar dapa tahu solusi dari permasalahan yang terdapat pada perencanaan dan tujuan pembelajaran 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Pendapat di atas menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan menetapkan target atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target atau tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya. Sejalan dengan itu, Terry 1993 mengatakan bahwa perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Reigeluth sebagaimana dikutif Salma 2007 membedakan perencanaan dengan pengembangan. Ia menyatakan pengembangan adalah penerapan kisi-kisi perencanaan di lapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka perencanaan tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh. Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata instruction yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata instruction banyak dipengaruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Di samping itu, kata instruction dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diprediksi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari segala sesuatu, dan peran guru berubah menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne 1992 bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk mengelola fasilitas dan sumber belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang tertata tujuan dan isi 4 pembelajaran jelas, strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang memudahkan belajar. Di pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya sebagai salah satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai seorang ahli dalam menata sumbersumber belajar lain serta mengintegrasikannya ke dalam tampilan dirinya. Pendidik harus mampu menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi dari keseluruhan sumber berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar. Perencanaan pembelajaran bukan untuk itu, akan tetapi untuk memudahkan peserta didik belajar. Peserta didik yang selayaknya dijadikan kunci akhir dalam menetapkan mutu suatu perencanaan pembelajaran. Dari kedua makna tentang konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan secara rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan peserta didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu. Gentry 1994 mengatakan perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran umum tercapai. Perencanaan pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan 5 strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan perencanaan pembelajaran upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang pembelajaran. Perbaikan mutu pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan terhadap kualitas pembelajaran Selanjutnya, dalam mendesain pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang segera bisa diukur pencapaiannya hasil langsung dan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif yang merupakan urunan dari sejumlah peristiwa pembelajaran hasil pengiring. Inti utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Hal senada dikemukakan oleh Dick dan Carey bahwa rumusan tujuan pembelajaran umum harus jelas, dapat diukur, dan berbentuk tingkah laku. Menurut Mudhofir 1990 rumusan tujuan pembelajaran yang baik, yaitu a. formulasi dalam bentuk operasional b. bentuk produk belajar c. dalam tingkah laku sibelajar d. jelas tingklah laku yang ingin dicapai e. hanya mengandung satu tujuan belajar f. tingkat keluasan yang sesuai g. rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah lakuyang dapat diterima. B. Konsep dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 6 Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik. Pertama, perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di samping disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan. Ketiga, perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. pendapat Gagne dan Briggs 1979 bahwa asumsi dasar perencanaan pembelajaran, yaitu 1. Harus bertujuan untuk membantu seorang belajar 2. Mencakup jangka panjang dan jangka pendek. 3. Sistem pembelajaran yang dirancang secara sistematik dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. 4. Sistem pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan system. 5. Perlu didasarkan atas pengetahuan bagaimana manusia belajar. Perancangan pembelajaran haruslah didasarkan pada hasil ldentifikasi dan analisis tentang semua variabel yang mempengaruhi 7 belajar. Ada tiga variable yang mempengaruhi belajar, yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran. C. Permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Setiap pendidik harus menguasai materi pelajaran yang di ampunya dan dapat menyampaikan materi tersebut secara efektif dan efisien kepada peserta didik. Agar pendidik dapat melaksanakan tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan pengalaman dan pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan materi tersebut dengan baik. Untuk itu, pendidik perlu mendalami kemampuan yang berkaitan dengan cara menyajikan materi yang menarik, teratur dan terpadu. Hal ini sesungguhnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan kinerja mengajar seorang pendidik untuk segala jenis dan jenjang pendidikan. Kinerja mengajar berhubungan dengan kemampuan pendidik menjelaskan isi pelajaran, menghadapi peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun evaluasi belajar, menentukan metode, media, atau bahkan menjawab pertanyaan dengan baik dan bijaksana. Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar tersebut pendidik perlu menyiapkan perencananaan pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus laksanakan sewaktu berada di ruang kelas Salma, 2007. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan baik, pendidik memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan perencanan pembelajaran. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil yang nyata dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bias diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk kawasan lebih merupakan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relative lama dan merupakan integrasi dari hasil sejumlah perlakuan pembelajaran. Dalam perencanaan 8 membutuhkan prosedur perencanaan yang baik dan benar agar perencanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik. D. Solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Pengembangan perencanaan pembelajaran terdiri dari separangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap system pembelajaran yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem pembelajaran itu dapat memuaskan hati pengembangnya. Pengembangan perencanaan pembelajaran ini dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah-masalah pembelajaran atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan Mudhoffir, 1987. Ada beberapa model perencanaan pembelajaran, misalnya model Briggs, model Banathy, model Kemp, model Gerlach dan Ely, model Dick dan Carey dan masih banyak lagi modelmodel yang lain. Salah satu model perencanaan pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran adalah model Dick dan Carey. Prosedur perencanaan pembelajaran model Dick dan Carey adalah sebagai berikut Pertama, mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran. Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan seharusnya. Kebutuhan pembelajaran adalah kesenjangan antara kondisi realitas pembelajaran saat ini dengan kondisi ideal pembelajaran yang seharusnya dilakukan Yaumi, 2014. Langkah langkah mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran merupakan proses untuk a. menentukan kesenjangan penampilan siswa yang disebabkan kekurangan kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan masa lalu b. mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran yang paling cepat c. menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. 9 Menurut Harless dalam melakukan identifikasi kebutuhan pembelajaran, ada tiga kelompok yang dijadikan sumber informasi, yaitu a. siswa, terutama siswa yang telah bekerja b. masyarakat, termasuk orang tua, dan orang yang akan menggunakan lulusan c. pendidik, termasuk guru dan pengelola program pendidikan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui perumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada siswa dalam mata pelajaran tertentu. Hasil perumusan tersebut dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran umum TPU atau standar kompetensi. Kedua, menganalisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran adalah suatu proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik. Proses ini bertujuan untuk mengetahui gambaran susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pendidik bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TPU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ketiga, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Setelah selesai melakukan analisis pembelajaran dan sudah tergambarkan perilaku-perilaku khusus yang akan dikuasai oleh peserta didik. Maka tahap berikutnya mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik atas hasil analisis pembelajaran yang sudah dijabarkan. Kemampuan peserta didik yang ada dalam kelas selalu heterogen, sebagian siswa sudah banyak tahu sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas berdasarkan perilaku-perilaku khusus yang ada. Bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang sudah banyak tahu, maka kelompok siswa yang belum tahu akan ketinggalan dan tidak dapat menangkap materi yang diberikan. Sebaliknya bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang belum tahu, kelompok siswa yang banyak tahu merasa tidak belajar apa-apa dan bosan. 10 Untuk mengatasi hal ini, ada dua pendekatan yang dapat dipilih, yaitu siswa menyesuaikan dengan materi pembelajaran dan materi pembelajaran disesuaikan dengan siswa. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa dapat digunakan kuesioner, interview, observasi, dan tes. Menurut Uno, instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan awal adalah tes, sedangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik awal siswa minat, motivasi belajar, gaya belajar dan lain-lain antara lain adalah tes baku yang dibuat para ahli. Untuk mendapatkan data yang paling akurat, adalah menggunakan tes penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Tetapi, bila tes seperti ini tidak tepat dilakukan karena dirasakan kurang etis, kesulitan teknik pelaksanaannya, atau tidak mungkin dilaksanakan karena sebab yang lain, penggunaan skala penilaiana cukup memadai. Skala penilaian tersebut diisi oleh orang-orang yang tahu secara dekat terhadapkemampuan siswa dan diisi oleh siswa sebagai self report. Berdasarkan masukan ini dapat ditetapkan oleh pendidik titik berangkat atau permulaan pelajaran yang harus diberikan pada siswa. Titik itu adalah perilaku khusus di atas garis batas yang telah dikuasai siswa atau calon akhir dari kegiatan mengidentifikasi perilaku awal siswa adalah menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada siswa. Perilaku yang diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus TPK. Selain mengidentifikasi perilaku awal siswa, pendidik harus pula mengidentifikasi karakteristik siswa yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran. Misalnya,minat, kemampuan bahasa inggiris, kemampuan pancaindera, kesenangan, dan lain-lain yang dimiliki Karakteristik ini perlu diketahui oleh pendidik, karena berkaitan dengan pengembanganpembelajaran yang akan diterapkan. 11 Keempat, menulis tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus TPK. Tujuan pembelajaran khusus adalah penjelasan rinci tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. TPK ditempatkan sebagai komponen awal dalam menyusun desain pembelajaran merupakan pusat perhatian setiap pengembangan pembelajaran. TPK merupakan dasar dan pedoman bagi seluruh proses pengembangan pembelajaran selanjutnya. Perumusan TPK merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran. Sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap pendahuluan untuk menghasilkan TPK. TPK merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Selanjutnya TPK merupakan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran yang akan diajarkan, pengembang pembelajaran merumuskannya berdasarkan perilaku yang ada dalam TPK. Tujuan pembelajaran menjadi arah proses pengembangan pembelajaran karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai siswa pada akhir proses Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut merupakan ukuran pula keberhasilan pembelajaran yang digunakan pendidik. Perumusan TPK harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusunan tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya. Kelima, mengembangkan Butir Tes Acuan Patokan. Setelah TPK selesai dirumuskan secara operasional, tahap berikutnya adalah mengembangkan butir tes acuan patokan. TPK berisi perilakuperilaku khusus yang belum dikuasai siswa sebelum memulai perkuliahan. TPK merupakan hasil dari dua langkah yaitu hasil kegiatan analisis pembelajaran dan mengidentifikasi karakteristik awal siswa. Pendidik haruslah menyusun tes acuan patokan yaitu tes yang dapat mengukur penguasaaan siswa dalam setiap perilaku tersebut. Bukan mengukur seluruh uraian pendidik dalam proses pembelajaran, sebab apa yang diberikan pendidik selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan TPK. 12 Isi pelajaran bukanlah criteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran. Ia bagian dari proses itu dan termasuk harus diuji relevansinya dengan tujuan pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat Uno bahwa tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung dapat digunakan untuk mengukur seperangkat tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Untuk menyusun butir tes acuan patokan, pendidik perlu melakukan langkah-langkah berikut 1. menentukan maksud tes, yaitu memberikan umpan balik tentang hasil belajar siswa dalam setiap tahap proses belajarnya dan menilai efektifitas sistem pembelajaran secarakeseluruhan 2. Membuat tabel spesifikasi yang memuat daftar perilaku, bobot perilaku, jenis tes, dan jumlah butir tes, 3. Menulis butir tes sesuai table spesifikasi 4. Merakit tes yang telah ditulis dan dikelompokkan atas dasar jenis kemudian diberi nomor urut 5. Menulis petunjuk menjawab tes sesuai jenisnya 6. Menulis kunci jawaban tes 7. Mengujicobakan tes 8. Menganalisis hasil uji coba 9. Merevisi tes Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Dick dan Carey mengatakan suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedurprosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Komponen dari strategi pembelajaran, yaitu 1. kegiatan pra pembelajaran 2. penyajian informasi 3. partisipasi siswa 4. tes 5. kegiatan tindak lanjut. 13 Merril dan Tennyson 1977 menyebutkan strategi pembelajaran sebagai urutan tertentu dari penyajian materi dalam pembelajaran. Sedangkan AT dan T 1985 menyamakan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran. Gagne dan Briggs 1979 menyebut strategi pembelajaran sebagai Sembilan tahapan dalam proses kegiatan pembelajaran, yaitu 1. memberikan motivasi atau menarik perhatian 2. menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa; 3. mengingatkan kompetensi prasyarat 4. memberi stimulus 5. memberi petunjuk belajar 6. menimbulkan penampilan siswa 7. memberi umpan balik 8. menilai penampilan 9. menyimpulkan. Dari penjelasan di atas, para ahli sepakat bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Ketujuh, mengembangkan bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, bahan ajar mempunyai sturuktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belaajr siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi siswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual. Menulis bahan ajar berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan, di mana bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks 14 yang bersifat sangat resmi dan formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan. Penyusunan bahan ajar adalah karakteristik dari sistem pembelajaran di mana pun proses pembelajaran terjadi, baik dalam sistem belajar jarak jauh maupun dalam sistem pembelajaran tatap muka. Bahan ajar disusun berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kebutuhan siswa, rancangan kegiatan belajar mengajar dan kontrak pembelajaran. Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan guru melalui berbagai cara, mulai dari yang termurah sampai yang termahal. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk menyusun bahan ajar, yaitu 1. menulis sendiri 2. pengemasan kembali informasi 3. penataan informasi. Kedelapan, malaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. Setelah semua tahap perancangan sistem pembelajaran selesai dikembangkan tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi formatif terhadap keseluruhan kegiatan perancangan tersebut. Menurut Suparman, evaluasi formatif adalah proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kualitas produk atau program pembelajaran. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih efektif dan efisien. Idealnya, evaluasi formatif dilakukan empat tahap, yaitu 1. review oleh ahli bidang studi, ahli desain, ahli media, dan ahli bahasa di luar dari tim pengembang pembelajaran tersebut. 2. evaluasi satu satu dilakukan antara pengembang pembelajaran dengan dua atau tiga siswa secara individual. Siswa yang dipilih adalah yang memiliki karakteristik seperti populasi sasaran. 3. evaluasi kelompok kecil siswa yang representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya sebanyak 8-12 orang. 15 4. ujicoba lapangan kepada sejumlah 15-30 orang siswa sepanjang telah mempunyai ciri yang sama atau mirip dengan populasi sasaran. Hasil-hasil dari pelaksanaan evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki produk sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan. Setelah produk-produk system pembelajaran diperbaiki, maka produk sistem pembelajaran tersebut dapat digunakan ke kelompok populasi pelaksanaan pembelajaran selesai, maka dilakukanlah tahap evaluasi sumatif untuk melihat keberhasilan siswa terhadap produk sistem pembelajaran yang diterapkan. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Prosedur perencanaan pembelajaran yang dibuat berhubungan erat dengan model perencanaan pembelajaran yang dipilih. Salah satu model yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah model yang dikembangkan Dick dan Carey. Posedur mendesain pembelajaran dengan menggunakan model ini mencakup beberapa tahapan sebagai berikut 1. mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan pembelajaran umum 2. melakukan analisis pembelajaran 3. mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, 4. menulis tujuan pembelajaran khusus 5. menyusun tes acuan patokan 6. menyusun strategi pembelajaran 7. mengembangkan bahan ajar 8. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. B. Saran Dengan membahas ini diharapkan denganmengikuti prosedur yang ada dapat mempermudah kita dalam mencapai tujuan perencanaan pembelajaran , agar apa yang ingin dicapai dalam perencanaan bias sebaik mungkin berhasil diterapkan dan berhasil dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh anak . 17 DAFTAR PUSTAKA Nur Nasution, Wahyudin. 2017. Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan dan 12. 185 - 194 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Untukmemahami Komponen, Fungsi dan Tujuan Pendidikan 1.4 Manfaat Penulisan 1. Menambah Ilmu pengetahuan tentang dasar - dasar pendidikan bagi penulis dan pembaca. 2. Menambah kreativitas penulis dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar 3. Menambah Literatur perpustakaan 1.5 Ruang Lingkup
p>Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang 1 fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. 2 Penyelenggaraan Pendidikan Nasional 3 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan. Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat. Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya. ttable corresponds to a significant level of 5% The results of this study indicate that bullying greatly affects children's mental health. So it can be concluded that bullying has a positive and significant effect on mental health. The contribution of bullying to mental health can be seen through its determination coefficient r2, which is Bullying contributes to mental development. A Contribution of to mental development is obtained from other factors.... Education must be carried out seriously and as well as possible. According to Sujana 2019 states that education is an effort so that students gain useful knowledge in order to become better human beings. Education also has the main aspect of creating a social environment that can benefit and develop for oneself, others and the State. ...Khusnul KhotimahAri Wibowo KurniawanDevelopment of learning by using tools or tools that are useful for improving learning and conveying information. The purpose of this research is to develop learning based on throwing material applications for middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. This research and development learning method uses a research and development method by following seven steps. By using a quantitative descriptive study and using percentages, the results of the study of data from learning experts get a percentage of 88,5%, throw learning experts 87,5%, media experts 98,5%, and involving 36 middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. The small group trial was distributed to 11 respondents and the large group distributed to 25 respondents obtained the results of 92,25% small group and 83,5% large group. Based on these data it can be concluded that this application based learning development product for throwing materials is very valid and suitable for use by PJOK SMP ini dilatarbelakangi karena keaktifan siswa masih kurang dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Tujuan dilakukan penelitian ini yakni untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari penerapan metode Brainstorming pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Syaja’ah dan kaitannya dengan permasalahan Degredasi moral di zaman sekarang di kelas XI SMA Negeri 4 Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan menggunakan informan kunci yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan informan pendukungnya adalah siswa kelas XI. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan data observasi dan wawancara untuk menguji keakuratan data. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kendala dalam penerapan metode Brainstorming pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penggunaan metode Brainstorming yang belum bisa diterapkan secara maksimal, dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan langkah- langkah dari metode BrainstormingDessy MaulanaAlfurqan AlfurqanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku peserta didik yang rawan prokrastinasi akademik ditinjau dari segi functional procrastination dan disfunctional procrastination pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Ampek Nagari Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuntitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Ampek Nagari dengan jumlah 422 siswa dengan sampel 205 orang. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket berdasarkan skala likert. Metode analisis data menggunakan metode statistik dengan metode persentase yang dilakukan setelah semua tanggapan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik peserta didik pada umumnya berada pada tingkat yang tinggi. Peserta didik, yang menunjukkan tingkat penundaan akademik yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik tinggi dalam hal tugas tertulis. Aspek tugas persiapan ujian tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada klasifikasi tingkat menengah. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik yang terkait dengan membaca dinilai sedang. Aspek tugas administrasi tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori tinggi dan aspek tugas kehadiran kelas, tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori BadoIrwandiYusri KarmilaThe purpose of this study was to analyze how the variables of education, poverty and population growth affect economic growth in South Sulawesi so that later it can be used as a basis for determining policies in increasing economic growth in South Sulawesi. While the analysis method used in this research is multiple linear regression analysis method. The results of data estimation using multiple regression analysis show that the education variable has a negative and insignificant effect on economic growth, the poverty variable has a significant effect on economic growth and population growth has a significant effect on economic growth in South Sulawesi. Education, poverty and population growth variables together have no effect on economic growth in South SokaniDian AminudinDwi RatnawatiA less interesting learning process resulted in students feeling bored with the material presented. Therefore this study aims to create interesting learning media so that students are interested in learning the material optimally. The research method used by the author uses the Multimedia Development Live Cycle MDLC system development method developed by Luther. The Multimedia Development Live Cycle MDLC is carried out based on six stages, namely concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution. This research produces a product in the form of an Augmented Reality application to classify animals based on the type of food for elementary school children. The results of the Black Box test can be concluded that the application can run well. The results of the feasibility test calculation obtained a score of included in the very feasible category. The products used in this study were declared very suitable for use by elementary school children and used as learning media so that they could help students' understanding processes and foster students' interest and enthusiasm for MuhdiMendiskripsikan berbagai macam problematika penerapan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar Negeri 2 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas adalah tujuan penelitian ini. Pendekatan yang peneliti terapkan adalah pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Dalam melakukan penelitian menghasilkan berbagai macam problematika atau kendala-kendala dalam menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum yang baru ini para guru diminta untuk lebih inovatif dalam membuat rancangan bahan ajar pembelajaran, arah pembelajaran dan runtutan langkah pembelajaran. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka juga ada projek penguatan profil pelajar Pancasila atau yang biasa kita kenal dengan istilah P5. Pembelajaran dilakukan tidak hanya dikelas tetapi juga di alam terbuka guna meningkatkan kreatifitas peserta Dwi MubarikaHanna Nurul ImaniKahfisah AstrellaNovia Putri AriantiEducation is something that will never get bored if it is discussed and we examine it and become the subject of discussion. Starting from the curriculum, teaching staff, educational staff, scientific innovation, to educational supervision that supports learning programs in educational institutions and how to evaluate educational programs, especially in elementary schools. The principal as a supervisor has the burden of the role and responsibility of monitoring, fostering and improving the teaching and learning process in the classroom or at school. This responsibility is known as the responsibility of supervision. This article was compiled with the aim of exploring and analyzing the basic concepts and roles of supervision in evaluating educational programs. the focus is on elementary schools in the city of Malang. By differentiating how the evaluation of educational programs in each school, we are sure to get a significant difference. The research in this article uses qualitative research. Group members go directly to the field to conduct interview observations and collect data and report it. The research was carried out together with several educators at different educational institutions. In research group members found many advantages of educational supervision in supporting the learning process, so here the role of supervision is very important. Increasing the competence of educators with educational supervision is expected to be even principal; educational supervision; educators; evaluation of education programs; educational programAbstrak Pendidikan adalah sebuah hal yang tidak akan pernah bosan jika dibahas dan kita teliti dan menjadi pembicaraan. Mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, inovasi ilmu pengetahuan, sampai dengan supervisi pendidikan yang menunjang program pembelajaran di lembaga pendidikan serta bagaimana evaluasi dari program pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Artikel ini disusun bertujuan untuk mengulik dan menganalisis bagaimana konsep dasar serta peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan. fokusnya adalah sekolah dasar yang ada di Kota Malang. Dengan membedakan bagaimana evaluasi program pendidikan di masing-masing sekolah, kami yakin akan mendapatkan sebuah perbedaan yang substansial. Penelitian dalam artikel ini menggunakan penelitian kualitatif. Anggota kelompok memilih untuk turung langsung kedalam lapangan yang ada untuk melakukan kegiatan observasi, wawancara, mengumpulkan data, lalu melaporkannya. Penelitian dilaksanakan bersama dengan beberapa tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang berbeda. Dalam penelitian anggota kelompok menemukan banyak keunggulan supervisi pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran, jadi disini peran supervisi sangat penting. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan adanya supervisi pendidikan diharapkan dapat menjadi lebih baik kunci kepala sekolah; supervisi pendidikan; tenaga pedidik; evaluasi program pendidikan; program pendidikanThaariq MunirThe problem in this research starts with the evaluation process, or assessment of the implementation of the independent curriculum. Not many teachers understand the problem of evaluation or assessment by teachers of existing processes. So that the assessment carried out is still unclear. The research objective is a form of sociology learning assessment in the implementation of the independent curriculum. In addition, the theory used is constructivism, namely Lev Vygotsky's theory. This research was conducted with a qualitative approach. The selection of informants using purposive sampling technique with a total of 4 informants. The types of data used in this research are primary data and secondary data. Data collection methods used are observation, in-depth interviews and document studies. Meanwhile the data analysis unit used by the group with Milles Huberman's data analysis is data aggregation, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that formative and summative evaluations are used in the assessment of sociology learning at SMA Negeri 5 Padang. Formative evaluation is carried out at the beginning of learning or at the end of learning in the form of feedback. Summative assessment is carried out on material that has been completed which is also called final semester examination. Management of the results of the assessment consists of a managing the results of the assessment in one learning objective b managing the learning outcomes at the end of the semester with reporting of learning has not been able to resolve any references for this publication.BerdasarkanUndang Undang No. 2 Tahun 1985, tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga untuk mengembangkan manusia yang seutuhnya. Maksud dari manusia seutuhnya yang disebutkan di dalam pasal 4 bisa dimaknai dengan manusia yang cerdas secara komprehensif.
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denganbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem. Ketika semuaunsurpendidikanmengetahuiperannyamasing- masing, makainiakanmempermudahdalammenggapaitujuandaripendidikantersebut. Namun, sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya. Maka dari itu kita membuat makalah ini agar dapat lebih memahami fungsi dan tujuan pendidikan guru dan calon guru. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan tujuan pendidikan? 2. Apa yang dimaksud dengan fungsi pendidikan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan 2. Untuk memenuhi mata kuliah pengantar pendidikan Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya aktualisasi dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya potensialitas, dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan idealitas. Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan mengembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut,”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab”. 1. Fungsi Pendidikan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan 2. Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan, nilai moral dan ketrampilan 3. Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap. 4. Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien dan efektif Menurut Havelock & Huberman 1997 25,sistem pendidikan suatu negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut 1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. 2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya. 3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik. 4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan. Tujuan pendidikan menurut UNESCO pada 2015 ada enam tujuan pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak,remaja dan dewasa. Tujuan 1 Memperluas dan meningkatkan keperawatan dan pendidikan anak usia dini yang komperhensif,terutama bagi anak-anak yang paling rentan dam kurang beruntung. Tujuan 2 Memastikan bahwa tahun 2015,semua anak khususnya anak perempuan,anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,memiliki akses ke pendidikan dasar lengkap,gratis dan wajib dengan kualitas yang baik. Tujuan 3 Memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang tepat dan program ketrampilan hidup. Tujuan 4 Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaran dewasa menjelang tahun 2015 terutama bagi perempuan,dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa Tujuan 5 Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan pada 2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik Tujuan 6 meningkatkan semua akses pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua,terutama aksaran,berhitung,dan ketrampilan hidup yang penting. Tujuan pendidikan menurut Havelock & Huberman 1977 35,dalam suatu sistem yang paling besar adalah sistem pendidikan ,termasuk unsur-unsur pendidikan formal dan non formal; yang bertujuan lebih baik unuk pembangunan negara secara keseluruhan melalui penyediaan tenaga kerja yang terampil untuk peranan-peranan yang beragam dan melaluipengajaran pada generasi baru mengenai tujuan –tujuan masyarakat secara menyeluruh dan alat-alat pemenuhan mereka Ivan Illich Mudyaharjo,200249 berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan. 1. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat. 2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dengan mudah melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya. 3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan. Ivan Illich menekankan pada adanya kebebasan setiap orang untuk memperoleh akses pada sumber-sumber belajar yang memungkinkan mereka leluasa mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tujuan hidup mereka. Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh ,cerdas ,kreatif ,trampil ,disiplin ,beretos kerja ,profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta sadar pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,inovatif, dan keinginan untuk maju GBHN,1993 95. Berdasarkan kutipan diatas,dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkann segala potensi bawaan manusia secara integral,silmutan,dan berkelanjutan agar menusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kehidupan guna mencapai kebahagian di masa sekarang dan masa mendatang. D. Dimensi-Dimensi Kehidupan Manusia Dimensi-dimensi kehidupan manusia antara lain 1. Dimensi religi,berkaitan dengan bagaimana manusia dapat melaksanakan ajaran agamanya ibadah yang sifat nya berhubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan pendidikan di sini adalah untuk membangun kesadaran beragama,membina, dan meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik sehingga menjadi manusia yang betul-betul beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. 2. Dimensi diri-manusia self,berkenaan dengan potensi-potensi bawaan manusia yang beragam itu dapat berkembang secara optimal sehingga berkemampuan secara berkelanjutandalam melaksanakan tugas kehidupan. Jadi, tujuan pendidikan di sini adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran dan pemahaman peserta didik tentang potensi dirinya dan membangun semangat untuk mengembangkan potensi diri yang memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan mandiri. 3. Dimensi sosial, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu membangun dan mengembangkan interaksi sosialnya,baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Tujuan pendidikan dalam konteks ini adalah menumbuh-kembangkan kekesadaran,kemauan,dan kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama peserta peserta didik,guru,dan lingkungannya keluarga dan masyarakat 4. Dimensi ekonomi, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat ekonomi. Tujuan pendidikan dalam dimensi ini adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru serta kemauan menerapkannya dalam kehisupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pendapatan, tabungan, dan modal berinvestasi untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa depan. 5. Dimensi budaya, berkenaan bagaimana manusia memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya lama yang masih relevan untuk kehidupan masa sekarang dan masa pendidikan di sini adalah nilai-nilai budaya peserta didik agar mereka memiliki kesadaran dan kemauan untuk memahami dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh generasi terdahulu untuk kemajuan diri,bangsa dan negaranya. 6. Dimensi politik, berkenaan dengan bagaimana masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya mengenai berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. Tujuan pendidikan adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran pada diri peserta didik tentang pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan keputusan yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. 7. Dimensi keamanan,berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat memahami tentang pentingnya keamanan dalam kehidupan dan kesiapan untuk ambil bagian dalam usaha menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya keamanan dan membangun kesadaran diri dan kewajiban untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat, baik keamanan diri kesehatan/fisik dan psikologis dan harta kekayaan maupun lingkungan alam sekitar. 8. Dimensi IPTEK,berkaitan dengan bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pemanfaatan perkembangan IPTEK untuk proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. . Tujuan pendidikan antra satu negara dengan negara yang lain, antara satu masyarakat dengan masyarakat yang laiun dapat berbeda karena latar belakang, pontesi, dan falsafah bangsa dan negarannya yang berbeda. Bahkan, tujuan dan fungsi pendidikan juga berbeda di antara bangsa dan negara yang berbeda. Namun demikian, secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan pontensi bawaan manusia agar agar dapat perkembangan secara optimal dan mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai khalifah di bumi dan secara lebih sepesifik sebagai subjek pembangunan guna mencapai kebahagiaan hidup sekarang dan masa mendatang. Dan masa mendapat. Fungsi pendidikan adalah sebagai istrumen penting yang diperlukan untuk membantu proses menumbuh-kembangkan potensi,bakat,dan minat peserta didik secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkanItulah tadi makalah tentang Tujuan Dan Fungsi Pendidikan. Silahkan klik link di bawah ini untuk mendownloadnya. Semoga makalah yang saya sampaikan diatas dapat bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya. Terimakasih